Kamis, 13 November 2014

Amazing Baluran National Park ( November For Banyuwangi Part III)




Baluran is pretty amazing! Beruntung sekali kami datang kesini saat kemarau. Kabarnya di bulan-bulan ini, beberapa gunung terjadi kebakaran. Namun tidak bagi Baluran. Julukan Africa Van Java benar-benar terjadi ketika kami datang. Savana nya mencoklat dan pohon-pohon mengering. Saat itu terik sekali sehingga kita menikmati langit yang benar-benar biru hingga sore hari. Untuk masuk ke Taman Nasional Baluran dikenakan biaya sebesar Idr5.000 dan Idr7.500 untuk hari libur per orang. Sedangkan untuk kendaraan bermotor dikenakan Idr5.000/unit/hari dan Idr10.000/unit/hari untuk kendaraan roda empat

What has to be noted: preferensi kendaraan yang baik untuk kesini tentunya tidak menggunakan city car. Walaupun kami menggunakan city car, perjalanan jadi lebih lama satu jam karena menghindari jalan yang penuh bebatuan. But,we did anyway!


Perjalanan dari gerbang menuju savana Bekol memakan waktu 2 jam. di sisi kiri dan kanan kamu akan disambut oleh pohon-pohon tinggi, beberapa ayam hutan, monyet hingga burung.


Febisyah adalah laugh machine kami selama perjalanan. Ingat, memiliki teman perjalanan yang asik dan menyenangkan adalah suatu kewajiban, agar perjalanan mu menjadi memori yang sulit dilupakan!

Karena pohon ini sangat hits dan selagi tidak ada banteng disekitaran savana, tentunya kita tidak melewatkan sesi berfoto #sukaloncat disini. Tidak lupa untuk penuhi amunisi logistik kalian disini. Savana Bekol memiliki sejumlah penginapan dengan tarif yang beragam, toilet umum dan arena parkir motor dan mobil. Kami berhenti sejenak disana untuk berfoto dengan fosil banteng dan menyantap nasi bungkus yang sudah kami bawa dari rumah. Namun ternyata sangat tidak disarankan untuk makan diluar mobil karena apabila kamu makan di luar mobil, niscahya kamu akan diserang oleh pasukan monyet seperti saya dan Rieke.



Senyum Pepsodent!
Karena kami shock diserang dan dirampok monyet, kami akhirnya segera masuk mobil dan ngibrit ke Pantai Bama sambil tertawa geli dan sumpah serapah di dalam mobil. Makanan saya dan Rieke hilang dan akhirnya kami makan seadanya dengan teman-teman yang lain sambil tertawa mengingat kejadian di Bekol. Perjalanan dari Bekol ke Pantai Bama memakan waktu 45 menit sampai 1 jam. beruntungnya kami bisa menyaksikan sekelompok rusa yang menyebrang dan burung merak.


Pantai Bama sangat sepi saat itu. Hanya ada beberapa turis asing dan dua kelompok turis lokal termasuk kami. Sangat disayangkan manajemen pantainya masih sangat kurang. Padahal Pasirnya sangat putih dan airnya sangat tenang untuk snorkling. Semoga kedepannya pantai ini lebih baik untuk manajemen wisatanya.

Pantai Bama, Baluran National Park

Setelah menikmati Pantai, di perjalanan pulang kami terhenti lagi di savana bekol untuk menikmati suasana sore dengan pemandangan gunung baluran.

Azmi in action!



Perjalanan kami selesai. Keluar dari taman wisata baluran tepat pukul 18.00 dan dengan selamat sampai Malang pukul 24.00 dengan macet sekitar 30 menit dan istirahat selama dua jam untuk makan malam. Terima kasih banyak guys! Perjalanan November For Banyuwangi sangat penuh warna. See you in another trip!



Warm Regards
Mbares




Rabu, 12 November 2014

Muncar Seaport (November For Banyuwangi Part II)

Setelah perjalanan yang cukup panjang, kami beristirahat dirumah kediaman Kakak dari Mas Dikin. Sambil merundingan jadwal perjalanan selanjutnya, senang sekali bisa singgah dan membersihkan diri disini. Saya selalu senang berkunjung kerumah dengan suasana yang hangat dan sederhana. Perasaan yang didapat ketika trip bersama teman-teman jadi lebih terasa ditambah dengan disuguhkannya makanan rumah sambil berlesehan. Setelah puas beristirahat, sorenya kami menikmati sunset dengan mengunjungi pantai nelayan di Muncar.

Saat itu gradasi awan nya benar-benar indah dan suasana bocah-bocah makin menambah keseruan perjalanan sore itu.

Beberapa warga lokal dan nelayan sedang menikmati suasana sore



Pose something for the camera!
Karena awan nya benar-benar keren, kita gak mau melewatkan sesi berfoto #sukaloncat
The Man behind the Camera, Mas Dikin
Pulangnya kami makan malam Soto Daging khas Lamongan dan membeli Martabak dan Terang bulan Cokelat dan Keju untuk cemilan malam. Tidak disangka kalau harganya begitu murah dan enak disini. Walaupun lelah tapi kami senang.

Warm Regards
Mbares

Selasa, 11 November 2014

Wisata Kawah Ijen (November for Banyuwangi Part I)

Saya sudah merencanakan perjalanan ke Banyuwangi bersama Mas Dikin, kawan yang pernah menuntun perjalanan saya saat ke Mahameru tahun 2013. Pada awalnya saya hanya akan berdua saja naik kereta api menuju Banyuwangi, namun karena satu dan dua hal maka personil trip kali ini ditemani dengan Rieke, Febisyah, Alfin dan Azmi dengan menggunakan mobil pribadi. Seperti biasanya, saya sudah menentukan destinasi dan jadwal keberangkatan kami. Kami start dari Malang menuju Banyuwangi pukul 21.00 - 04.30 pagi. Sayang sekali keberangkatan kami sangat terlambat sehingga tidak dapat melihat bluefire terkenal dari Kawah Ijen yang hanya ada dua di dunia. Namun hal ini tidak mematahkan semangat kami untuk menikmati keindahan alam Kawah Ijen. lagipula perjalanan tidak terasa apabila kamu bersama dengan kawan yang menyenangkan. Tracking dari pos menuju puncak ijen hanya memakan waktu dua jam dengan track yang landai dan mudah. So, apabila kamu berencana kesini dan terlambat seperti kami, saya yakin kamu tidak akan menyesal dan akan menikmati setiap sudut perjalanan yang ada. Sayang nya personil kita tumbang satu orang karena dia memiliki panggilan alam. Maka jadilah Rieke stay di warung dan mobil kami.
Dari kiri ke kanan; Azmi, Febisyah, Mbares, Alfin

Ketika kamu ke Kawah Ijen, kamu akan melihat lalu lintas warga lokal yang bekerja mengumpulkan belerang 
Salah satu pemandangan yang bisa kamu lihat selama perjalanan menuju puncak Kawah Ijen, yaitu Gunung Raung. Jangan lupa memakai buff atau masker dan gunakan tracking atau running shoes agar tidak terpleset selama perjalanan

Beberapa menit sebelum mencapai puncak Kawah Ijen di pagi hari. Track nya mudah. cukup landai berpasir dan terkadang tanah padat, kamu benar-benar akan dimanjakan dengan keindahan alam nya

Kawah Ijen
Sebelum tracking, pastikan kamu telah mengganjal perutmu dengan sedikit karbo seperti roti atau cokelat dan sudah memenuhi panggilan alam. Bawa headlamp kamu dimalam hari. Karena hampir seluruh track berpasir, saya menggunakan double masker, yakni masker biasa dan buff. Sedikit bekal snack perlu untuk dibawa, Jangan lupa siapkan uang minimal IDR20K untuk membeli souvenir belerang yang dibuat oleh penambang belerang.


Dari perjalanan ini saya belajar untuk benar-benar bersyukur dengan fasilitas dan kehidupan yang mereka miliki. Benar-benar terlihat jelas bagaimana mereka menjaga ritme nafas mereka ketika memikul beban seberat itu. Bagaimana beberapa menit sekali mereka berhenti dan menukar posisi panggul itu. Kemudian saya melihat bagaimana kayu panggul ini membekas di bahunya dengan perpaduan warna merah ke biruan. Tidak jarang juga mereka berhenti dan beristirahat sambil menikmati rokok dan alam didepannya. Beautiful people don't just happen... 

Beruntungnya saya ditawarkan untuk berfoto bersama dengan Bapak yang luar biasa ini. Saya sempat berbincang bahwa biasanya beliau mengangkat 60-70kg di setiap harinya dengan maksimal dua kali bolak balik.

Selesai perjalanan kita menuju Kawah Ijen! Sesampainya kembali kita ditempat parkiran kami menyantap sarapan nasi goreng dan indomie di warung terdekat. Perjalanan kami berlanjut menuju kawasan nelayan, tempat kediaman keluarga Mas Dikin.

Kami di dalam warung bersama ibu pemilik warung yang sedang memasak pisang goreng. Mas Dikin dan Rieke di sisi kiri


Warm Regard
Mbares