Kamis, 12 Februari 2015

Pantai Seger, Lombok

Setelah menikmati wisata Budaya Desa Sade, dibutuhkan 1 jam untuk menuju kawasan pantai di Lombok Selatan. Pantai Seger salah satunya. Pantai ini tidak terlalu ramai namun banyak digunakan oleh turis asing untuk olahraga surfing. Tidak sulit untuk menuju pantai ini, karena hanya 2km dari kawasan Pantai Kuta Lombok.

Pantai Seger juga dikelilingi Bukit yang biasanya dikunjungi oleh pengembala Sapi

Di atas Bukit Mandalika kamu bisa melihat patung legenda Putri Mandalika yang oleh masyarakat setempat ditiap tahunnya mengadakan Ritual Bau Nyale. Seperti apa cerita legenda Putri Mandalika dan Bau Nyale? Baiknya kamu datang kesini! 


Senin, 12 Januari 2015

Tamasya ke Desa Sasak Sade.

Selalu penasaran dengan Desa Sasak Sade dan kain tenun serta rumah adatnya yang khas. Sebelumnya, saya hanya bisa melihat berita dari televisi dan Internet mengenai Desa ini. Akhirnya, saya dan Kak Martin diberi kesempatan untuk mengunjungi Desa Sade walaupun destinasi ini tidak termasuk dalam the three list destinations kami. Perjalanan kami dimulai dari Mataram pukul 09.00-10.00 menggunakan sepeda motor.
 
sesampainya di Desa Sade, kami langsung disambut oleh pemandu dari warga asli sade dan dipersilahkan untuk mengisi buku tamu. Untuk kamu yang berencana kesini, jangan lupa siapkan uang sukarela untuk disumbangkan demi pembangunan Desa Sade. Disini kami dijelaskan mengenai sejarah, adat istiadat dan berkeliling komplek desa.

Beberapa warga disana hanya bisa berbahasa Sasak dan dapat menenun adalah kewajiban bagi setiap wanita yang ingin menikah

Kamu juga berkesempatan untuk belajar membuat tenun

Kabarnya benang buatan Desa Sade memiliki kualitas yang baik. Senang sekali rasanya bisa memiliki foto bersama Papu. Kira kira Papu usianya berapa ya?

Saya juga mendapatkan syal tenun asli Desa Sade dengan harga IDR75.000 menjadi IDR50.000 berkat Ka Martin yang membelikan saya. Beberapa kain tenun lain harganya berkisar IDR 250K-450K. 
Foto bersama syal baru dan pemandu kami. Tebak! Ternyata pemandu kami berusia 21 tahun dan sudah memiliki satu anak. Ketika kita selesai tour desa, saya, Ka Martin, Destiar dan Ka Andang patungan untuk memberikan sedikit sumbangan untuk pemandu kami secara sukarela
Akhirnya angan-angan untuk bertamsya ke Desa Sade dapat terwujud di trip kali ini. Senang sekali.
Warm Regards
Mbares

Sabtu, 10 Januari 2015

Malam Tahun Baru di Bukit Pergasingan

Tas gunung dan logistik sudah kami titipkan di bale rumah Kepala Dusun Sembalun. Motor kami titipkan disini berkat Bang Zulfan yang kenal dengan Amak Dusunnya. Terima Kasih banyak bang Zulfan sudah banyak membantu dan memimpin perjalanan dari Mangku Sakti menuju pergasingan. Waktu menunjukan pukul 18.00 dan kami bersiap tracking malam menuju bukit pergasingan. Masuk ke taman Wisata Bukit Pergasingan dikenakan biaya IDR10.000 per orang. Sekitar pukul 19.00 kami sudah tracking. Team dipimpin oleh Bang Zulfan dan Bang Indra, dua rekan sejoli yang suka naik gunung dengan anggota yaitu Saya, Ka Martin, Destiar, Ka Andang dan Bang Opi. Perlu diketahui bahwa Track Bukit Pergasingan sangat-sangat minta ampun bikin menyerah. Terlebih lagi malam hari, maka Bang Zulfan membawa kami te Track yang lebih landai. Team kami terpisah, Bang Indra dan Ka Andang tetap melewati jalur asli. Sayang nya, kami tersasar dan terpaksa membuka jalan. Untunglah kami punya Bang Zulfan, Kami tersesat sekitar satu jam yang membuat depresi. Tracking malam hari dengan arena yang sempit, terjal dan semak belukar ditambah jurang disisi kiri membuat saya khawatir dengan Ka Martin dan Destiar yang tidak memakain headlamp di belakang saya. Dan akhirnya di salah satu tempat yang landai, di atas kami, pendaki lain membantu kami dengan arahan suara dan headlamp-nya.
Ya begitu itu terjalnya. Di bayangin aja yah.

Akhirnya kita sampai ke track landai dan kembali bertemu dengan Bang Indra dan Kak Andang. Sedikit beristirahat dan minum sebotol air rasanya melegakan sekali. Track yang harusnya dapat ditempuh selama sekitar 3 jam pada akhirnya kami sampai pukul 10.30 malam dan segera mendirikan tenda. Disana sudah ramai dengan pendaki lain yang ingin merayakan malam tahun baru di bukit pergasingan. Api unggun, suara gitar dan ramai bercandaan. Suasana camplife seperti di instagram gitu deh pokoknya hihihi.. Sebelum mencapai jam Tahun Baru kami memberikan kejutan Ulang Tahun untuk Adik Destiar tersayang yang ke 19. Selamat!!!!!! Doaku menyertaimu Des!!! Walaupun gagal di perkapalan gak boleh menyerah untuk tahun 2015. #neverstopexploring
Here is the Birthday Boy, Destiar

Setelah merasakan kemeriahan tahun baru di gunung, kami tidur dengan kedinginan dan angin yang cukup kencang. Ternyata setelah kami turun gunung, kabarnya malam tahun baru di kota mataram diguyur hujan. Syukurlah cuaca yang baik mendukung perjalanan kami. Catatan untuk teman-teman jangan pernah lupa berdoa disetiap perjalanan kamu yah! So, here's the view outside my tent. Jelaslah saya tidak menyia nyiakan pemandangan Gunung Rinjani langsung didepan tenda kami.

PDKT dulu sama Dewi Anjani. I'll see you soon!

Kabarnya Bukit Pergasingan adalah tempat favorite untuk melihat pemandangan menikmati pemandangan Desa Sembalun, TN Rinjani dan di sinilah Salah satu spot terbaik.

Sebenarnya saat kami mendiskusikan destinasi kami ke Bukit Pergasingan, beberapa ragu karena membutuhkan manajemen team, waktu, fisik dan mental yang prima. Bayangkan saja, fisik kita di kuras habis-habisan dari Air Terjun Mangku Sakti di siang hari hingga tracking malam untuk mencapai kesini. Tapi pemandangan dan kebahagiaan nya benar-benar indah. Terima kasih kalian para abang abang saya yang sudah memperlakukan saya seperti putri. Hiks,,Hiks.. Terima kasih for the ups and down sampai tangan dan kaki kalian penuh lecet karna semak belukar.
The Kindness of stranger. Walaupun kami baru kenal tapi rasanya saya sudah sayang kalian deh. Seperti saudara.
Warm Regards
Mbares



Air Terjun Mangku Sakti

Setelah nyenyak tidur di Hotel Ratih yang terletak di jantung keramaian kota Mataram, saya bersiap memulai petualangan pertama saya. Saya memilih kelas standard dengan mengeluarkan biaya IDR275K permalam. Beruntungnya, karena owner dari hotel Ratih adalah rekan dari kak Martin maka, kami masing-masing mendapatkan special price. Yeay! We are such a Lucky Ones! Hotel Ratih sangat Asri dan bernuansa etnis. Selain itu, apabila kamu berminat untuk bermalam disini, kamu juga akan memiliki kemudahan akses untuk menuju ATM, Wisata kuliner dan mini market. Recommended!


Maka tidak boleh dilewatkan untuk berfoto dengan exterior yang asri sebelum memulai petualangan hari ini.

Saat itu tanggal 31 Desember. Malam sebelumnya dirumah Destiar sudah saya paparkan tiga tempat wajib yang memang sudah saya catat untuk di kunjungi. Saya dan Team juga sudah menyusun jadwal perjalanan kami. Salah satunya adalah Air Terjun Mangku Sakti dan Bukit Pergasingan. Perjalanan kami di mulai sekitar pukul 11.00 WITA menuju desa Sembalun, TN Rinjani. Kalau tidak salah, kita sampai pukul 14.30 dan Tracking sekitar 30 menit sampai dengan air terjun. Sesampainya disana, benar-benar langsung dimanjakan dengan pemandangan seperti ini. Rasanya ingin langsung loncat dari batu tebing untuk nyemplung. Padahal sih, sudah siap untuk nyemplung tapi akhirnya di larang kak Andang. Huh... 
Hal yang menarik dari perjalanan ke Air Terjun Mangku Sakti ini adalah pertama kalinya saya menikmati sensasi air terjun benar-benar dari dekat. Rasanya melebihi terjun dari wahana permainan niagara di Dufan. Aaaaaah takjub banget!!


Aliran air dari Mangku Sakti cukup panjang. Setelah asik bermain dan foto di air terjun, tidak jauh dari sana kami menuju kebawah dimana aliran air yang lebih tenang dapat kita jumpai. Disana kamu bisa berenang dan batu-batu tebing tidak selicin dibandingkan batu-batu didaerah air terjun. Dan jadilah kami berenang disini.

Kita menghabiskan waktu tepat sampai dengan jam 16.30 sore dan segera bergegas ke rumah kepala dusun Sembalun untuk melanjutkan perjalanan merayakan malam tahun baru. Untuk teman-teman yang berminat kesini, khususnya perempuan, jangan lupa bawa kain atau sarung untuk kamu ganti baju. Karena ga ada toilet umum di hutan ini. Jangan takut banyak nyamuk karena cuacanya dingin dan karena saya tipe orang yang clumsy dan selalu jatuh setiap tracking maka disarankan pakai sepatu trail atau sendal gunung. Tambahan Catatan, biaya masuk Wisata air terjun ini IDR5000 per orang. Memasuki gerbang wisata kamu bakal di suguhi perkampungan Hindu dan Taman Ilalang untuk spot berfoto. 

Warm Regards
Mbares

Jumat, 09 Januari 2015

Backpacker ke Lombok di Penghujung 2014

Trip dengan cara backpacker memang perlu persiapan dan perhitungan yang matang. Walaupun berlibur ke Lombok masuk ke dalam list resolusi saya ditahun 2014, saya tidak pernah menyangka akan benar-benar menepati janji resolusi tersebut di akhir tahun. Terlebih, saya belum pernah ke Lombok sebelumnya. Dan low budget yang saya punya rasanya cukup mematahkan semangat. Setelah berdiskusi dan merancang dana yang alot, sialnya saya dengan teman saya Martin, kehabisan tiket kereta jurusan Malang-Banyuwangi. Niat kami untuk merasakan adrenaline ngeteng ala backpacker harus disimpan terlebih dahulu. Akhirnya, ditanggal 29 Desember 2014 kami berangkat via Bus Tiara Mas MLG-Mataram dengan harga IDR325.
Bus berangkat pukul 19.00 WIB dari terminal Arjosari Malang dan sangat beruntung kami dapat menikmati Sunrise di pelabuhan Ketapang pukul 05.00 WIB.

Untuk penyebrangan dari Pelabuhan Padang Bai, Bali - Pelabuhan Lembar, Lombok umumnya memakan waktu selama 4 jam. Kami memulai penyebrangan pukul 14.00 - 18.00 WITA. Saat itu laut terbilang tenang. Walaupun harus menghabiskan waktu setelah berlelah lelahan pegal di bus, namun perjalanan panjang ini memberikan pelajaran bagi saya pribadi dalam mengatur mood, rasa bosan, sabar dan Take a good side in every situation.
Nyatanya, keberuntungan kembali menghampiri kami, ketika memasuki kawasan pelabuhan Lembar, saya dan martin dimanjakan dengan pemandangan bukit-bukit dan beberapa Gili serta lalu lintas kapal disertai sunset dan teduhan nya cuaca yang berawan saat itu.



Sesampainya di Mataram, syukurlah kabar mengenai menakutkan nya calo dan preman tidak saya temukan di Terminal Mataram. Dari situ kami dijemput oleh teman kami yang sungguh spesial yaitu Destiar, 19 tahun. Salah satu remaja dari Instameet Lombok, si petualang yang sungguh bersahaja, memutuskan untuk  menunda kuliahnya 1 tahun sambil mengeksplore keindahan alam lombok. Dia, yang saya kenal dari instagram dan berkomunikasi awal via email mengenai rencana perjalanan saya. Sangat suatu keberuntungan.


Terima Kasih Des, atas kehangatan dan jamuannya. Sesampainya dirumah Destiar saya bertemu dengan Elen, adik perempuannya yang manis, dan Kak Andang. Lalu Bang Zulfan dan Bang Opi yang ikut membantu membicarakan plan perjalanan kami untuk beberapa hari kedepan sambil menikmati Jagung bakar di Pantai Senggigi dan Taman Sakareang.
Warm Regards
Mbares

Kamis, 13 November 2014

Amazing Baluran National Park ( November For Banyuwangi Part III)




Baluran is pretty amazing! Beruntung sekali kami datang kesini saat kemarau. Kabarnya di bulan-bulan ini, beberapa gunung terjadi kebakaran. Namun tidak bagi Baluran. Julukan Africa Van Java benar-benar terjadi ketika kami datang. Savana nya mencoklat dan pohon-pohon mengering. Saat itu terik sekali sehingga kita menikmati langit yang benar-benar biru hingga sore hari. Untuk masuk ke Taman Nasional Baluran dikenakan biaya sebesar Idr5.000 dan Idr7.500 untuk hari libur per orang. Sedangkan untuk kendaraan bermotor dikenakan Idr5.000/unit/hari dan Idr10.000/unit/hari untuk kendaraan roda empat

What has to be noted: preferensi kendaraan yang baik untuk kesini tentunya tidak menggunakan city car. Walaupun kami menggunakan city car, perjalanan jadi lebih lama satu jam karena menghindari jalan yang penuh bebatuan. But,we did anyway!


Perjalanan dari gerbang menuju savana Bekol memakan waktu 2 jam. di sisi kiri dan kanan kamu akan disambut oleh pohon-pohon tinggi, beberapa ayam hutan, monyet hingga burung.


Febisyah adalah laugh machine kami selama perjalanan. Ingat, memiliki teman perjalanan yang asik dan menyenangkan adalah suatu kewajiban, agar perjalanan mu menjadi memori yang sulit dilupakan!

Karena pohon ini sangat hits dan selagi tidak ada banteng disekitaran savana, tentunya kita tidak melewatkan sesi berfoto #sukaloncat disini. Tidak lupa untuk penuhi amunisi logistik kalian disini. Savana Bekol memiliki sejumlah penginapan dengan tarif yang beragam, toilet umum dan arena parkir motor dan mobil. Kami berhenti sejenak disana untuk berfoto dengan fosil banteng dan menyantap nasi bungkus yang sudah kami bawa dari rumah. Namun ternyata sangat tidak disarankan untuk makan diluar mobil karena apabila kamu makan di luar mobil, niscahya kamu akan diserang oleh pasukan monyet seperti saya dan Rieke.



Senyum Pepsodent!
Karena kami shock diserang dan dirampok monyet, kami akhirnya segera masuk mobil dan ngibrit ke Pantai Bama sambil tertawa geli dan sumpah serapah di dalam mobil. Makanan saya dan Rieke hilang dan akhirnya kami makan seadanya dengan teman-teman yang lain sambil tertawa mengingat kejadian di Bekol. Perjalanan dari Bekol ke Pantai Bama memakan waktu 45 menit sampai 1 jam. beruntungnya kami bisa menyaksikan sekelompok rusa yang menyebrang dan burung merak.


Pantai Bama sangat sepi saat itu. Hanya ada beberapa turis asing dan dua kelompok turis lokal termasuk kami. Sangat disayangkan manajemen pantainya masih sangat kurang. Padahal Pasirnya sangat putih dan airnya sangat tenang untuk snorkling. Semoga kedepannya pantai ini lebih baik untuk manajemen wisatanya.

Pantai Bama, Baluran National Park

Setelah menikmati Pantai, di perjalanan pulang kami terhenti lagi di savana bekol untuk menikmati suasana sore dengan pemandangan gunung baluran.

Azmi in action!



Perjalanan kami selesai. Keluar dari taman wisata baluran tepat pukul 18.00 dan dengan selamat sampai Malang pukul 24.00 dengan macet sekitar 30 menit dan istirahat selama dua jam untuk makan malam. Terima kasih banyak guys! Perjalanan November For Banyuwangi sangat penuh warna. See you in another trip!



Warm Regards
Mbares




Rabu, 12 November 2014

Muncar Seaport (November For Banyuwangi Part II)

Setelah perjalanan yang cukup panjang, kami beristirahat dirumah kediaman Kakak dari Mas Dikin. Sambil merundingan jadwal perjalanan selanjutnya, senang sekali bisa singgah dan membersihkan diri disini. Saya selalu senang berkunjung kerumah dengan suasana yang hangat dan sederhana. Perasaan yang didapat ketika trip bersama teman-teman jadi lebih terasa ditambah dengan disuguhkannya makanan rumah sambil berlesehan. Setelah puas beristirahat, sorenya kami menikmati sunset dengan mengunjungi pantai nelayan di Muncar.

Saat itu gradasi awan nya benar-benar indah dan suasana bocah-bocah makin menambah keseruan perjalanan sore itu.

Beberapa warga lokal dan nelayan sedang menikmati suasana sore



Pose something for the camera!
Karena awan nya benar-benar keren, kita gak mau melewatkan sesi berfoto #sukaloncat
The Man behind the Camera, Mas Dikin
Pulangnya kami makan malam Soto Daging khas Lamongan dan membeli Martabak dan Terang bulan Cokelat dan Keju untuk cemilan malam. Tidak disangka kalau harganya begitu murah dan enak disini. Walaupun lelah tapi kami senang.

Warm Regards
Mbares